bojonegorokab.go.id - Keinginan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro membangun infrastruktur untuk menggaet investor mendapat dukungan perusahaan listrik negara (PLN). Perusahaan pelat merah itu bakal membangun gardu induk berskala besar di dekat lokasi industri migas di wilayah barat Bojonegoro.
Humas PLN Area Bojonegoro, Widhianto mengatakan, realisasi pembangunan gardu induk masih menunggu persetujuan dari pusat. Diperkirakan pembangunan itu terealisasi tiga tahun lagi.
"Kira-kira tahun 2019 baru bisa terlaksana," kata Widhianto.
Jika ini terwujud dipastikan pasokan listrik semakin besar. Karena pembangunan ini untuk melayani pelanggan dengan kebutuhan listrik dengan kapasitas besar.
“Karena bagaimanapun listrik adalah alternatif paling murah dibanding yang lain seperti diesel,” ujarnya.
Kebutuhan daya listrik untuk Lapangan Minyak dan Gas Bumi (migas) di Kabupaten Bojonegoro dan Tuban masih kecil.
“Di banding dengan kebutuhan listrik di pabrik semen, kebutuhan listrik untuk lapangan migas masih sangat kecil,” jelasnya.
Kebutuhan tersebut untuk tiga cakupan wilayah kerja PLN yaitu Bojonegoro, Tuban, dan Lamongan.
Saat ini, Bojonegoro baru memiliki satu gardu induk saja. Sedangkan di Tuban ada tiga gardu induk, salah satunya khusus untuk pabrik semen. Sementara di Lamongan ada dua gardu induk.
"Rencananya kami akan membangun gardu induk di lokasi yang berdekatan dengan industri migas. Kalaupun ada industri migas yang membutuhkan gardu listrik sendiri juga bisa, seperti di Pabrik Semen di Tuban,” tegasnya.
Total daya listrik dari Gardu Induk (GI) di Pacul sebesar 150 MVA saat ini memenuhi kebutuhan listrik di JOB P-PEJ baik di Bojonegoro yakni Desa Campurejo, Kecamatan Bojonegoro, Desa Ngampel, Kecamatan Kapas hingga Desa Rahayu di Kecamatan Soko, Tuban.
Selain itu juga Lapangan Banyu Urip, Blok Cepu di Kecamatan Gayam, dan Lapangan Sumur Tiung Biru di Kecamatan Tambakrejo, Bojonegoro.
” Bahkan kebutuhan listrik tersebut hanya cukup untuk operasional saja,” imbuhnya.(dwi/kominfo)