bojonegorokab.go.id - Potensi bawang merah di Bojonegoro terus digarap maksimal. Selain mengembangkan luas areal tanam, juga dilakukan peningkatkan sumber daya masyarakat (SDM) petani dengan mengenalkan teknologi pertanian untuk mendukung budidaya bawang merah yang mereka lakukan.
Sebagai langkahnya, hari ini, Kamis (18/11/2015) digelar Sosialisasi tehnologi bawang merah di Balai Desa Duwel, Kecamatan Kedungadem untuk petani dan calon petani bawang merah. Di pilihnya desa ini, karena 90 persen warga Duwel menjadi petani bawang merah dengan luasan lahan 200 hektar.
Dalam sosialisasi ini menghadirkan narasumber dari Balai Pengembangan dan Penelitian Tanaman Sayuran (Balitsa) Bandung, Jawa Barat. Mereka adalah Profesor Suwandi, DR Wahyu, DR Ine, DR Wiwin.
"Ada 200 petani dan calon petani bawang merah yang mengikuti sosialisasi ini," kata Kepala Dinas Pertanian Bojonegoro, Ahmad Jupari.
Jupari menjelaskan, sosialisasi ini bertujuan untuk meningkatkan SDM petani bawang merah di Kecamatan Kedungadem dengan teknologi pertanian agar mereka mampu melakukan produksi maksimal. Selain itu, petani juga dapat melakukan pengendalian hama yang menyerangan tanaman yang bisa berpotensi menurunkan produksi.
"Diharapkan dengan pengenalan teknologi pertanian ini, produksi yang sebelumnya satu kilogram bibit bisa menghadilkan 10 kilogram sampai 12 kilogram, bis meningkat menjadi 15 kilogram sampai 17 kilogram," ujar Jupari.
Dia mengungkapkan, dari 750 luas tanam bawang merah di Bojonegoro, sebanyak 500 hektar berda di Kecamatan Kedungadem. Dengan produksi setiap panen mencapai 19 ribu ton.
"Semoga bawang merah Bojonegoro menjadi ikon, dan meningkatkan pendapatan petani," pungas Jupari.
Kepala Desa Duwel, Moch. Nurhasyim, menyambut baik dengan sosialisasi ini. Karena dengan sosialisasi dapat menambah wawasan dan ilmu petani tentang mengelola bawang merah.
"Apalagi mayoritas petani di sini adalah petani bawang merah," sambung Moch Nurhasyim.(dwi/kominfo)