bojonegorokab.go.id - Mempunyai potensi yang dapat bangkan, Kecamatan Malo, Kabupaten Bojoneogoro, Jawa Timur dimasukkan dalam Konsep Pengembangan Kawasan Agropolitan yang dibuat oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro. Hal itu terungkap saat rapat koordinasi pengembangan kawasan agropolitan di Desa Tanjungharjo, Kecamatan Kapas beberapa saat yang lalu. Potensi dimaksud adalah adanya pengrajin gerabah yang telah tumbuh dan berkembang sejak lama, utamanya di Desa Rendeng Kecamatan Malo. Dalam pengembangannya, kawasan Desa Rendeng bakal dijadikan sebuah kawasan wisata edukasi kerajinan gerabah, yakni meliputi pembuatan gerabah dan lukis gerabah. Dari penuturan pengrajin di kawasan tersebut, konsep yang dibuat pemerintah diharapkan mampu menunjang pertumbuhan ekonomi para pengrajin gerabah. "Sebelumnya kami telah melakukan upaya tambahan karya seni tanah liat yang di kembangkan oleh para Kawula Muda," jelas M. Muslih, Kepala Desa Rendeng. Selain itu, guna mewujudkan konsep yang digadang-gadang bakal membangkitkan sektor wisata di Bojonegoro terseut, pihaknya memberi motivasi pada kalangan muda, khususnya yang tergabung dalam Karang Taruna, untuk terus mencari berbagai refrensi tentang bentuk dan ornamen. Gerabah Malo sendiri, sebelumnya hanya berupa kerajinan berbahan tanah liat yang difungsikan sebagai celengan. Namun seiring perkembangan jaman dan keinginan para konsumen, para pengrajin di Desa Rendeng telah menambah fungsi tersebut menjadi suvenir khas desa setempat. Dalam konsepnya, Agropolitan sendiri mempunyai berbagai jenis wisata yang dapat dikembangkan. Selain wisata edukasi seperti yang bakal dikembangkan di Desa Rendeng, wisata berbasis agro juga termasuk di dalamnya, selain itu industri kreatif, pengolahan hasil pertanian untuk menjadi menu khas, wisata alam yang menggunakan air dan tampungannya sebagai sarana wisata, serta tentunya kawasan yang mempunyai dan telah menjadi lokasi wisata kuliner. (mon/kom)