Bupati Wahono Luncurkan Layanan Telemedicine, Bojonegoro Hadirkan Layanan Kesehatan Digital Terintegrasi
Bojonegorokab.go.id - Langkah konkret terus ditunjukkan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro dalam membangun sistem layanan kesehatan yang lebih adil dan modern. Hari ini, Bupati Bojonegoro Setyo Wahono resmi meluncurkan empat layanan telemedicine terintegrasi—menandai satu tonggak penting dalam digitalisasi pelayanan publik di bidang kesehatan.
Dalam sambutannya, Bupati Wahono menyampaikan bahwa transformasi digital ini bukan semata soal kemajuan teknologi, tetapi soal tanggung jawab negara hadir di setiap rumah tangga. “Tidak semua orang bisa datang ke rumah sakit, tapi pelayananlah yang seharusnya datang ke mereka. Lewat telemedicine, kami ingin memastikan bahwa akses kesehatan itu setara dan bisa dijangkau oleh siapa pun,” ujarnya.
Empat layanan ini dirancang sebagai solusi langsung terhadap persoalan akses, antrean, hingga penanganan darurat. Inovasi pertama adalah SATELIT (Saluran Telemedicine Puskesmas Terintegrasi), yang memungkinkan warga berkonsultasi langsung dengan 35 puskesmas hanya melalui aplikasi WhatsApp. Proses pendaftaran hingga pelaporan keluhan kini menjadi jauh lebih sederhana.
Sementara itu, WASIAT (WhatsApp Integrasi Antrian Rumah Sakit) memberikan kemudahan serupa untuk layanan di empat rumah sakit daerah. Satu nomor terpadu, tanpa antre panjang, cukup dari rumah.
Inovasi ketiga, SIGAP Plus, mengintegrasikan sistem kedaruratan dengan BPBD, Damkar, dan unit ambulans. Ketika detik menjadi penting, respons yang cepat bisa menyelamatkan nyawa. Sistem ini dirancang untuk memangkas waktu tanggap dan mempercepat bantuan.
Untuk layanan terakhir, CKG (Cek Kesehatan Gratis), yang telah menjangkau lebih dari 4.200 warga sejak Februari lalu. Layanan ini memberikan akses pemeriksaan kesehatan gratis bagi seluruh lapisan masyarakat—tanpa batas usia dan tanpa biaya.
Peluncuran layanan ini juga menunjukkan bagaimana visi kepemimpinan Bupati Wahono berpijak pada kebutuhan konkret warga. Dalam 100 hari kerjanya, ia memilih kesehatan sebagai salah satu prioritas utama: bukan hanya membangun gedung, tetapi memperkuat kehadiran negara melalui layanan yang mudah dijangkau. “Kami ingin masyarakat merasa dimudahkan, bukan dipersulit. Layanan kesehatan yang baik tidak hanya diukur dari alat yang canggih, tapi dari seberapa cepat dan mudah rakyat bisa mengaksesnya,” tutur Bupati Wahono.
Langkah ini sekaligus mempertegas arah baru pelayanan publik di Bojonegoro: inklusif, efisien, dan berbasis data. Bupati Wahono menyatakan bahwa inovasi digital ini akan terus dikembangkan, sembari memastikan bahwa kualitas layanan dan kesiapan SDM tetap menjadi prioritas.
Dengan peluncuran empat layanan telemedicine ini, Bojonegoro menempatkan diri sebagai salah satu daerah yang tidak hanya siap menghadapi tantangan zaman, tetapi juga sigap merespons kebutuhan masyarakat. Pelayanan publik pun kini tidak lagi soal jarak, tapi soal keterjangkauan dan kecepatan.[*]