Bangun Ekosistem Batik, Bojonegoro Jajaki Kerja Sama dengan Surakarta untuk Pengembangan Batik Daerah

M. Khoirudin
12 Jun 2025
96 dilihat

Bangun Ekosistem Batik, Bojonegoro Jajaki Kerja Sama dengan Surakarta untuk Pengembangan Batik Daerah

Bojonegorokab.go.id – Pemkab Bojonegoro tidak mau setengah-setengah mengembangkan batik daerah. Terbaru, Pemkab Bojonegoro menjajagi kerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Surakarta untuk bersinergi, saling mengisi dan tukar pengembangan batik.

Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Bojonegoro Dr. Hj. Cantika Wahono mengunjungi sentra Industri Kecil Menengah (IKM) Semanggi Harmoni Surakarta, Kamis (12/6/2025). Gedung lokasi IKM tersebut sekaligus sekretariat Dekranasda Surakarta.

Memakai gaun batik, Cantika Wahono disambut oleh Vanessa Winastesia istri Walikota Surakarta Respati Ardi. Sambutan hangat nan akrab sesama nakhoda Dekranasda. Dua sosok srikandi berjalan santai memasuki gedung IKM Semanggi Harmoni. Sejenak berhenti dan melihat ragam kerajinan atau craft dari IKM perajin Solo.

Memasuki ruang pertemuan, kedatangan tim Dekranasda Bojonegoro membuat Vanessa Winastesia bangga. “Kami tersanjung dengan kedatangan Ibu Cantika Wahono dan Dekranasda Bojonegoro, apalagi daerah lain mengakui batik kami (Solo, red),” tutur Vanessa dengan senyum bangga.

Cantika Wahono juga menunjukkan kegembiraannya berada di Dekranasda Surakarta. Ia mengatakan, kedatangannya ke Surakarta ini merupakan penjajakan kerja sama strategis pengembangan batik. Juga menguatkan koneksi antara Bojonegoro dan Surakarta. Dua daerah yang memiliki kesamaan dan kesejarahan yang kuat. Sama-sama dialiri Sungai Bengawan Solo. Sehingga adanya koneksi Bojonegoro dan Solo tersebut, nantinya akan terbentuk ekosistem batik. 

Sengaja Dekranasda Bojonegoro memilih koneksi dengan Solo atau Surakarta. Terlebih Solo kuat dengan identitas batik. Ikonik. Ada dua kampung batik di Solo. Yakni, Kampung Batik Laweyan dan Kampung Batik Kauman. “Bahwa Solo dengan identitas kota batik yang kuat dan mendunia. Misalnya, Kampung Batik Laweyan dan Kampung Batik Kauman ini menjadi contoh sukses bagi kami dalam pengembangan batik,” tutur istri Bupati Setyo Wahono tersebut.

Menurut Cantika, adanya sentra atau kampung batik, seperti di Solo, tersebut, tentu melahirkan ekosistem, menjadikan IKM dan industri kreatif bisa tumbuh berkembang. Manfaatnya, tentu kontribusi untuk ekonomi lokal. Serta, adanya batik sekaligus menumbuhkan identitas budaya yang kuat. “Terutama identitas kearifan lokal dan ekonominya,” tutur Cantika dengan optimistis.

Cantika mengakui kedatangannya ke Dekranasda Solo ini tentu ingin menjalin sinergi berkelanjutan. Sehingga ekosistem batik bisa terbentuk.

Turut hadir dalam kunjungan ini, Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Bojonegoro Amir Syahid. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Welly Fritama, Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Heri Widodo, Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) Teguh Aris Setyobudi.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Disbudpar Bojonegoro Welly Fritama mengatakan, Pemkab Bojonegoro akan mengadakan Wastra Batik Festival 2025. Event akbar batik ini mengundang karya-karya batik dari kota/kabupaten lain. 

Adanya koneksi Bojonegoro dan Solo, tersebut, Welly memastikan, Disbudpar akan memberi slot stand dan galeri kepada Dekranasda Solo untuk ikut bagian dalam Wastra Batik Festival 2025. 

Sementara itu, Vanesa Winastesia menyambut bangga kedatangan Cantika Wahono dengan tim Dekranasda Bojonegoro. Ia juga mengaku bangga, bahwa batik Solo mendapat apresiasi oleh Pemkab Bojonegoro. 

Vanessa mengatakan, Dekranasda Solo dengan terbuka dan senang hati adanya koneksi batik antara Solo dan Bojonegoro. Adanya kunjungan ini sekaligus menguatkan posisi batik Solo yang mendapat apresiasi. Terlebih ada koneksi batik. Meski demikian, Vanessa terus mendorong potensi batik dikembangkan. “Kami percaya diri dan terus mengembangkan,,” ujarnya. 

Vanessa juga menyambut baik ajakan Bojonegoro yang memberi tempat atau stand dalam Wastra Batik Bojonegoro. [*]