Kongkow, Cerita Prestasi, dan Semangat Kemerdekaan dari Panggung Kopidarad di CFD Bojonegoro

M. Khoirudin
03 Aug 2025
163 dilihat

Kongkow, Cerita Prestasi, dan Semangat Kemerdekaan dari Panggung Kopidarad di CFD Bojonegoro

Bojonegorokab.go.id - Ada yang berbeda dari suasana Car Free Day (CFD) di alun-alun Bojonegoro, Minggu (3/8/2025). Langit yang cerah serta jalanan yang bebas kendaraan menghadirkan suasana pagi yang menyenangkan. Dan di antara warga yang ber-CFD, hadir sebuah ruang inspirasi namun penuh makna: Kopidarad (Kongkow Inspiratif Dari Radio).

Ketika pagi merekah, warga mulai berdatangan ke area alun-alun. Di Minggu pagi, mereka berjalan kaki, berolahraga, atau sekadar menikmati udara segar. Perhatian mereka lantas tumpah pada panggung kecil yang berdiri tepat di depan Watu Semar, ikon kota Bojonegoro. Panggung inspirasi yang dihadirkan oleh Forum Radio Bojonegoro (FRB).

Kopidarad baru pertama kalinya digelar. Sebelum talkshow dimulai, host Lia Yunita menyapa dengan ramah warga yang berjalan di seputar alun-alun untuk memanfaatkan momen CFD.  

Dialog diawali oleh Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah, yang membuka bincang inspiratif dengan ajakan mengisi kemerdekaan bukan hanya melalui seremoni, tapi melalui kontribusi nyata. "Perjuangan meraih kemenangan tidak sulit asal ada semangat," ucapnya. 

Ia juga menegaskan bahwa Pemkab Bojonegoro telah memberikan dukungan nyata pada sektor olahraga, salah satunya melalui hibah kepada KONI guna membina bibit-bibit atlet berprestasi.

Nurul Azizah pun dengan antusias menjawab pertanyaan dari warga soal pembinaan atlet muda. Ia menyebutkan bahwa saat ini telah ada 47 cabang olahraga di bawah naungan KONI yang terbuka untuk anak-anak sejak usia dini.

Tak hanya Wakil Bupati yang hadir di Kopidarad, melainkan juga hadir Ketua TP PKK Bojonegoro, Cantika Wahono. Pada momen ini, Cantika menyampaikan pentingnya mengenali minat dan bakat anak sejak dini.

"Segala sesuatu bisa kita rencanakan agar maksimal, termasuk bidang non-akademik seperti olahraga," katanya. Ia menyebut ajang seperti Porprov bisa menjadi sarana yang membanggakan untuk menunjukkan prestasi generasi muda.

Obrolan di Kopidarad begitu gayeng. Suasana pagi yang cerah menambah semangat semua yang hadir di seputar alun-alun. Sebagai inisiator acara, Ketua Forum Radio Bojonegoro, Pamor Paramyta Adhi, menyampaikan bahwa Kopidarad bukan sekadar kongkow biasa.

"Kongkow ini adalah ruang membangun inspirasi, semangat, dan kreativitas baru. Dulu Bojonegoro tak dikenal dunia luar, tapi kini luar biasa. Kami ingin terus mendorong warga Bojonegoro untuk maju bersama," jelasnya.

Ia berharap forum seperti ini bisa terus digelar sebagai jembatan antara pemerintah, masyarakat, dan para pelaku prestasi di daerah.

Kepala Dinas Kominfo Bojonegoro, Heri Widodo, yang juga hadir dalam Kopidarad menambahkan bahwa momen Agustus ini juga menjadi momen sejarah dari kehadiran radio dalam perjuangan bangsa.

"Dahulu, radio digunakan untuk menyuarakan kemerdekaan. Sekarang, kita manfaatkan untuk menyuarakan prestasi," ujarnya. Ia menyebut acara seperti ini sebagai bentuk komunikasi aspiratif sekaligus hiburan edukatif agar masyarakat semakin terlibat aktif dalam pembangunan.

Ketua Umum KONI Bojonegoro, Sahari lantas menyambung dengan pemaparan tentang perkembangan menggembirakan dalam ajang Porprov Jatim IX 2025. Tahun ini, Bojonegoro berhasil meraih 8 medali emas, 20 perak, dan 29 perunggu, naik dari capaian tahun 2023 yang hanya 7 emas.

Dalam klasemen perolehan emas, Bojonegoro berada di peringkat ke-16 Jawa Timur, dan berdasarkan poin gabungan (emas, perak, perunggu) di posisi ke-18. "Target kami di tahun 2029 minimal masuk 15 besar Jawa Timur," tegasnya optimis.

Kopidarad ini memang didesain untuk menjadi ruang dua arah. Warga bisa langsung bertanya dan langsung dijawab. Salah satunya adalah Priyanka, warga Kauman, yang menanyakan pembinaan atlet usia dini. Disambung Afid Zainudin, wali dari atlet catur, mempertanyakan perhatian pemerintah terhadap atlet muda berpotensi.

Wakil Bupati Nurul Azizah dengan lugas menjelaskan bahwa Pemkab Bojonegoro telah menyiapkan anggaran khusus untuk reward dan pembinaan setiap atlet berprestasi. Semua diarahkan agar potensi lokal tidak hanya tumbuh, tapi juga diperhatikan.

Keseruan semakin bertambah ketika atlet catur Bojonegoro diajak bermain langsung melawan warga. Salah satunya, Hari, warga Kanor, yang mencoba keberuntungannya. Ia harus mengakui kehebatan sang atlet setelah kalah dalam dua babak.

"Saya pikir bisa menang, tapi ternyata strateginya luar biasa," ucap Hari sambil tertawa.

Kopidarad membuktikan bahwa kemerdekaan bisa dirayakan dengan cara yang sederhana namun penuh makna. Seperti pagi itu, di jantung kota Bojonegoro yang bebas dari deru mesin kendaraan, hadir semangat yang menyatukan. Bahwa setiap orang, dari pejabat hingga warga, dari atlet hingga pendengar radio, punya peran penting dalam membangun bangsa.[zul/nn]