Tingkatkan Kualitas Kesehatan Mental, Pemkab Bojonegoro Ajak Para Remaja Lakukan Digital Detox Secara Rutin
Bojonegorokab.go.id – Para remaja perlu untuk lebih mampu membentengi diri dari pengaruh media sosial yang bisa berdampak pada kesehatan mental. Karena kesehatan mental akan menentukan kualitas hidup seseorang.
Tema kesehatan mental ini diangkat oleh Pemkab Bojonegoro melalui Dinas Kesehatan dalam workshop tentang kesehatan jiwa remaja, di Ruang Angling Dharma lt. 2 Gedung Pemkab Bojonegoro, Kamis (07/08/2025). Workshop ini sebagai upaya meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental di kalangan remaja.
“Tekanan dari media sosial dan dunia maya sangat nyata. Anak-anak remaja hari ini hidup dalam tuntutan eksistensi, pembandingan diri, dan komentar negatif yang bisa merusak kepercayaan diri mereka,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Ninik Susmiati di hadapan peserta workshop dari para pewakilan pelajar SMA/SMK se-Bojonegoro.
Pada tahun 2025, tercatat sebanyak 7 remaja di Kabupaten Bojonegoro melakukan bunuh diri karena mengalami tekanan mental yang berat. Sehingga, perlu kebersamaan untuk melakukan pencegahan.
Ninik menjelaskan, usia remaja merupakan fase pencarian jati diri yang sangat krusial. Karena itu, para remaja membutuhkan dukungan, arahan, dan bimbingan yang tepat dari lingkungan sekitar, termasuk orang tua, guru, dan masyarakat luas.
“Kita semua, terutama para orang tua dan pendidik, perlu membekali anak-anak dengan ketahanan mental dan kemampuan mengelola emosi sejak dini. Jangan anggap remeh masalah mental hanya karena tidak terlihat secara fisik,” tambahnya.
Menurut Ninik, pencegahan harus dimulai dari kesadaran bersama akan pentingnya menjaga kesehatan mental remaja. Ia mendorong agar sekolah-sekolah menyediakan layanan konseling yang aktif dan terbuka, serta mendorong budaya komunikasi yang sehat antara anak dan orang tua di rumah.
“Remaja adalah generasi penerus bangsa. Jangan biarkan mereka tumbuh tanpa pegangan dalam dunia yang serba cepat dan penuh tekanan ini,” tegasnya.
Fenomena meningkatnya tekanan psikologis akibat dunia digital menjadi perhatian banyak pihak. Ninik berharap agar kebijakan pendidikan ke depan dapat lebih mengakomodasi aspek kesehatan mental sebagai prioritas utama.
Salah satu narasumber Heni Dwi Windarwati pakar Kesehatan jiwa dari Universitas Brawijaya menawarkan cara merawat kesehatan mental dengan Digital Detox secara rutin, yang mengajarkan pentingnya membatasi penggunaan perangkat digital demi menjaga kesehatan mental. Rehat sejenak dari media sosial dapat menurunkan tingkat stres dan memperbaiki suasana hati. Strategi praktis seperti tidak menggunakan HP sebelum tidur, membuat zona tanpa ponsel di rumah, dan hari tanpa media sosial pun diberikan sebagai solusi nyata.
Cara lain untuk merawat kesehatan mental adalah dengan latihan mindfulness (kesadaran penuh), yang mengajak peserta untuk hadir secara sadar di saat ini tanpa menghakimi pikiran yang muncul. "Praktik sederhana seperti duduk tenang dan mengamati pernapasan sendiri efektif untuk mengurangi stres dan meningkatkan fokus belajar, terutama pada remaja," jelasnya.
Peran keluarga dan lingkungan sekolah dalam mendampingi generasi muda, juga disebut sangat efektif untuk menghadapi tantangan digital. Sehingga mengajak berpikir kritis tentang media sosial sangat diperlukan. Agar anak mampu memahami bahwa apa yang ditampilkan di dunia maya tidak selalu mencerminkan kenyataan.[fif/nn]