Punya Banyak Program Unggulan, Bojonegoro Jadi Lokasi Studi Lapang PKA Angkatan VI dan VII BPSDM Jatim
Bojoneorokab.go.id - Kabupaten Bojonegoro dipilih menjadi salah satu lokasi pelaksanaan studi lapangan Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan VI dan VII Pola Kontribusi yang digelar Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Timur pada Senin (11/8/2025) hingga Rabu (13/8/2025). Sebanyak 90 peserta mengikuti kegiatan yang bertujuan memberikan wawasan serta pengalaman dalam problem solving atas berbagai isu di masyarakat.
Perwakilan dari BPSDM Jawa Timur Margo Yuwono menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Bojonegoro atas kesediaannya menjadi tuan rumah. Bojonegoro dinilai selaras dengan visi-misi pembangunan daerah dan memiliki sederet prestasi, di antaranya masuk lima besar penghargaan kepala daerah di bidang ketahanan pangan dan pertanian. “Inovasi SAPA BUPATI yang menghadirkan interaksi langsung dengan masyarakat juga menjadi daya tarik tersendiri,” ujarnya. Pelatihan digelar di ruang Angling Dharma lt.2 gedung Pemkab Bojonegoro.
Wakil Bupati Bojonegoro, Nurul Azizah dalam sambutannya, pada Selasa (12/82025), memaparkan kondisi dan strategi pembangunan daerah. Tahun 2026, APBD Bojonegoro mencapai Rp 7,9 triliun dengan pendapatan terbesar berasal dari Dana Bagi Hasil (DBH) migas. “Kami juga memiliki dana abadi yang digunakan untuk membiayai sektor pendidikan, kesehatan, dan pariwisata lingkungan,” ungkapnya.
Dalam upaya penurunan kemiskinan, Pemkab Bojonegoro memanfaatkan data by name by address melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) untuk memastikan bantuan tepat sasaran. Program unggulan yang dijalankan antara lain Gerakan Ayam Petelur Mandiri (Gayatri) dengan anggaran Rp96 miliar untuk 5.400 sasaran, Domba Kesejahteraan senilai Rp7 miliar untuk 1.200 Keluarga Penerima Manfaat (KPM), serta bantuan Kolam Lele Keluarga (Kolega). Pendanaan program ini berasal dari APBD, CSR, dan alokasi 10 persen Dana Desa untuk ketahanan pangan, dengan target 54 ribu penerima bantuan.
Selain itu, Pemkab juga fokus meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dengan memperluas akses pendidikan. Program wajib belajar 12 tahun didukung paket B dan C, serta beasiswa perguruan tinggi. Pada tahun 2026, beasiswa “20 Sarjana per Desa” akan terus digulirkan, meningkat dari sebelumnya 10 sarjana per desa. Ada pula beasiswa peneliti, tugas akhir, dan beasiswa Gus-Ning.
Di sektor kesehatan, Bojonegoro telah menerapkan program Universal Health Coverage (UHC). Sementara di bidang ekonomi, program “UMKM Naik Kelas” dilaksanakan melalui dukungan modal dan pelatihan bagi pelaku UMKM, PKL, dan industri rumahan. Upaya menarik investasi juga terus digencarkan untuk membuka lapangan kerja.
Adanya studi lapangan ini, diharapkan bisa memberi inspirasi bagi peserta untuk diterapkan di daerah masing-masing. “Namun sebaliknya, apabila ada inovasi dan masukan untuk Pemkab Bojonegoro, kami siap menerima dengan senang hati,” pungkasnya.[fif/nn]