Bulog Bojonegoro: Stok Beras Cadangan Pemerintah Aman Hingga 10 Bulan Ke Depan

M. Khoirudin
03 Sep 2025
211 dilihat

Bulog Bojonegoro: Stok Beras Cadangan Pemerintah Aman Hingga 10 Bulan Ke Depan

Bojonegorokab.go.id - Perum Bulog Kantor Cabang Bojonegoro memastikan ketersediaan beras cadangan pemerintah (BCP) dalam kondisi aman. Saat ini stok beras BCP yang tersimpan di gudang Bulog mencapai 53.000 ton. Jumlah ini cukup untuk memenuhi kebutuhan penyaluran hingga sekitar 10 bulan ke depan.

Kepala Perum Bulog Bojonegoro Ferdian Darma Atmaja, menyampaikan bahwa total serapan gabah dan beras dari Januari hingga Agustus 2025 telah mencapai sekitar 48.700 ton setara beras. “Serapan gabah ini menjadi salah satu strategi Bulog untuk menjaga ketahanan pangan sekaligus menstabilkan harga di tingkat petani,” ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (3/9/2025)

Mengacu pada petunjuk teknis dari Badan Pangan Nasional (Bapanas), penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dilakukan melalui beberapa jalur. Antara lain, pedagang pengecer di pasar rakyat, Koperasi Distributor Mitra Pangan (KDMP), Gerakan Pangan Murah (GPM) bersama dinas, instansi, TNI/Polri, kios pangan binaan pemerintah daerah, Rumah Pangan Kita (RPK), BUMN pangan dan kios binaan BUMN, serta ritel modern non-grosir.

Harga tebus beras SPHP di pintu gudang Bulog ditetapkan sebesar Rp11.000 per kilogram dengan kemasan 5 kilogram. Adapun penyalur diperbolehkan menjual kepada konsumen akhir dengan harga maksimal sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) beras medium, yakni Rp12.500 per kilogram. "Setiap konsumen hanya dapat membeli maksimal dua bungkus atau 10 kilogram per orang," ungkapnya.

Meski stok tersedia dalam jumlah cukup, Ferdian mengakui masih terdapat kendala di lapangan. Salah satunya adalah proses verifikasi mitra penyalur yang membutuhkan waktu agar sesuai dengan juknis Bapanas. 

Untuk itu, Bulog Bojonegoro melakukan tiga langkah strategis. Pertama, koordinasi dengan pemerintah daerah dan stakeholder dalam memaksimalkan sosialisasi, informasi, serta perencanaan penyaluran. Kedua, menggandeng calon penyalur sesuai jalur distribusi yang ditetapkan. Ketiga, menyiapkan stok SPHP secara berkala sesuai kebutuhan harian dan mingguan.

Lebih lanjut, Ferdian menegaskan bahwa Bulog terus bersinergi dengan Pemerintah Kabupaten Bojonegoro melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID). Forum tersebut rutin membahas penyerapan gabah/beras petani, ketersediaan dan pemerataan stok, hingga program penyaluran baik di tingkat lokal maupun nasional.

“Kolaborasi ini sangat penting untuk menjaga stabilitas harga sekaligus menjamin pasokan beras tetap tersedia bagi masyarakat,” pungkasnya.[fif/nn]