Suasana Alamsantri di Desa Ngraseh, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro yang dimanfaatkan untuk membangun masyarakat desa/Foto: Dok. Pribadi
Bojonegorokab.go.id - Tinggal di desa tidak lantas menjadikan ide kreatif terhenti. Bahkan sebaliknya, dengan melihat potensi desa, bisa lahir gagasan baru yang mampu memberi manfaat pada sekitar. Dan itulah yang dilakukan Tadzkhirotul A'la (28), yang menginisiasi lahirnya Alamsantri di Desa Ngraseh, Kecamatan Dander, Kabupaten Bojonegoro.
Alamsantri bukan sekadar komunitas, melainkan sebuah ruang kolaborasi yang menyatukan berbagai generasi. Mulai petani hingga ibu rumah tangga. Atas inisiatif dan perjuangannya, Tadzkhirotul A'la berhasil menjadi Pemuda Pelopor Desa Tingkat Nasional dengan meraih Juara 3 di bidang Sosial Kemasyarakatan.
Menurut Tadzkhirotul A'la, Alamsantri berawal dari gubug kecil tempat istirahat para petani di lahan hutan jati, saat pulang dari sawah. Di gubug itulah terlontar obrolan-obrolan yang kemudian memunculkan ide produktif yang membawa dampak positif lingkungan.
‘’Alamsantri berdiri sejak 2022. Sebagai ruang sosial masyarakat berkumpul para petani di desa. Dipelopori bersama masyarakat lingkungan, dengan pendekatan melalui jagongan dan warung kopi,’’ ungkapnya.
Dari lingkaran diskusi di komunitas yang kemudian dikena dengan Alamsantri itu, warga melakukan eksperimen lahan pertanian dan peternakan secara bersama-sama. Bahkan dalam perjalanan waktu, di lokasi itu juga ada kegiatan edukasi dan layanan outbound bermain anak. Tema outbond tak jauh dari profesi petani. Tak berhenti di situ saja, Alamsantri juga hadir meningkatkan produk UMKM berupa produk teh pappermin dari lahan eksperimen pertanian, serta mengembangkan tanaman buah dalam pot.
‘’Tujuan Alamsantri adalah sebagai wadah sosial atau ruang kolaborasi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, yang berdampak dari segi pertanian, peternakan, edukasi, yang tentunya yang bisa menjadi nilai ekonomi bisnis,’’ jelasnya.
Di Alamsantri, lanjut dia, aktivitas tak hanya terbatas pada satu bidang. Komunitas ini menawarkan kegiatan yang luas, mulai dari diskusi edukatif, eksperimen pertanian dan peternakan, hingga kegiatan outbound yang mengasah kekompakan. Ada pula program literasi yang dirancang khusus untuk anak-anak, mengajak mereka kembali berinteraksi dengan alam, jauh dari ketergantungan pada gawai.
"Anak-anak punya ruang bermain yang alami, sehingga mengurangi ketergantungan pada gadget," ungkap A'la.
Kehadiran Alamsantri tak hanya berdampak pada individu, tetapi juga pada tatanan sosial di Desa Ngraseh. Budaya gotong royong kembali semarak, kolaborasi antargenerasi meningkat, dan semangat untuk saling membantu menjadi hal yang lumrah.[ai/nn]