Semangat Literasi di Minggu Pagi CFD Bojonegoro, Anak-anak Asyik Membaca

M. Khoirudin
14 Sep 2025
117 dilihat

Seorang ibu sedang mendampingi anaknya membaca di Perpustakaan Keliling saat CFD di alun-alun Bojonegoro, Minggu (14/9/2025)/Foto: Diba

Bojonegorokab.go.id - Minggu pagi di alun-alun Bojonegoro selalu penuh semangat. Warga asyik jogging, bersepeda, atau berjalan santai. Juga ada yang berkelompok melakukan gerak bersama mengikuti irama senam. Di sudut lain, para pedagang sibuk melayani pembeli yang berburu jajanan hangat atau minuman segar. Lebih asyik lagi, di antara keriuhan Car Free Day (CFD), anak-anak asyik membaca buku yang disediakan oleh Perpustakaan Daerah Kabupaten Bojonegoro. 

Sebuah mobil putih dengan tulisan Perpustakaan Keliling tampak terparkir di sisi alun-alun. Pintu terbuka lebar, buku anak-anak tersusun penuh warna. Di sinilah senyum anak-anak merekah. Sambil duduk, mata mereka terpaku pada huruf-huruf di lembar buku cerita.

Ita, warga Sumbang Timur, datang bersama ketiga anaknya Hana, Marsha, dan Saga. Begitu melihat mobil perpustakaan, ketiga anak itu langsung berlari kecil, berebut memilih buku cerita bergambar. Ita hanya tersenyum, lalu duduk mendampingi.

“Kalau di sekolah, anak-anak lebih sering membaca buku pelajaran. Di sini mereka bisa menemukan cerita-cerita yang lebih imajinatif, penuh warna,” katanya saat ditemui pada Minggu (14/9/2025). 

Ia mengaku senang sekali, karena ini membuat mereka betah membaca. Baginya, perpustakaan keliling bukan sekadar hiburan, melainkan jembatan untuk menumbuhkan cinta anak-anaknya pada buku. “Semoga kegiatan ini selalu ada. Saya ingin mereka bisa tumbuh dengan kebiasaan membaca, bukan hanya sibuk dengan gawai,” tambahnya pelan.

Tidak jauh dari Ita, Andy, warga Desa Pacul, Kecamatan Bojonegoro duduk mendampingi anaknya, Hanif dan Hanifah. Kedua bocah itu asyik membuka buku bergambar sambil sesekali berbisik kecil. Andy bercerita, anak-anaknya bahkan sudah menunggu-nunggu perpustakaan keliling setiap Minggu.

“Anak-anak itu sampai ketagihan membaca. Pernah sekali diajak ke CFD dan mampir ke sini, besoknya sudah minta diajak lagi. Bahkan waktu kami lewat depan perpustakaan daerah, dia excited sekali, langsung minta masuk dan membaca di sana,” ujar Andy sambil tertawa kecil.

Ia menambahkan, perpustakaan keliling ini tak hanya soal membaca. Kadang ada kegiatan tambahan seperti mewarnai, bercerita, atau permainan edukatif yang membuat anak-anak semakin betah. “Ini bukan cuma soal buku, tapi soal kenangan. Anak-anak merasa didampingi, diajari, dan dihargai. Itu yang paling penting,” ucapnya.

Menjelang siang, suasana di sekitar mobil perpustakaan semakin ramai. Anak-anak duduk berkelompok, sebagian membaca sendiri, sebagian lain asyik mendengarkan orang tua mereka bercerita. Beberapa orang tua terlihat ikut larut, membacakan dengan penuh ekspresi, membuat halaman buku seolah hidup di depan mata.

Di tengah CFD yang identik dengan olahraga dan kuliner, perpustakaan keliling menghadirkan sesuatu yang jauh lebih bermakna yaitu ruang kecil untuk kebersamaan. Bukan sekadar quality time, tapi momen yang menumbuhkan ikatan emosional antara orang tua dan anak.

Senyum anak-anak ketika menemukan cerita baru, pelukan hangat setelah selesai membaca, hingga tatapan bangga orang tua saat mendengar anaknya lancar mengeja, semuanya berpadu menjadi pemandangan yang tak ternilai.

Car Free Day di alun-alun Bojonegoro akhirnya bukan hanya tentang riuhnya langkah kaki dan ramainya transaksi kuliner. Ia juga tentang gerakan litetasi, suara semangat anak-anak membaca, orang tua membacakan cerita, serta suasana kekeluargaan yang begitu terasa.

Di setiap Minggu pagi, Bojonegoro sedang menuliskan cerita. Tentang literasi, cinta keluarga, dan harapan akan masa depan generasi yang tumbuh dengan kecintaan pada buku.[zul/nn]