RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Beri Edukasi Penyakit Jantung Kepada Siswa SMAN 1 Bojonegoro

M. Khoirudin
25 Sep 2025
7 seen

Bupati Bojonegoro Setyo Wahono memberi sambutan di acara yang digelar RSUD Sosodoro Djatikoesoemo, Kamis (25/9/2025). Di kegiatan ini, siswa SMAN 1 Bojonegoro mendapat edukasi tentang penyakit jantung/Foto: Diki

Bojonegorokab.go.id - RSUD Sosodoro Djatiekoesoemo Bojonegoro menggelar kegiatan pengabdian masyarakat dalam rangka Hari Jantung Sedunia dengan tema ‘Dont Miss a Beat’. Kegiatan edukatif ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Bojonegoro, Kamis (25/9/2025).

Dalam kesempatan ini, Bupati Bojonegoro Setyo Wahono menyampaikan bahwa anak sekolah saat ini adalah generasi unggul. Tidak hanya pintar, anak-anak juga harus sehat, harus punya banyak kemampuan.

“Terimakasih untuk seluruh tim dokter yang melakukan pengabdian dalam rangka hari jantung ini,” ungkapnya.

Sebagai anak muda dan sebagai generasi unggul, anak-anak harus menerapkan pola hidup yang sehat, harus melakukan kebiasaan aktivitas sehat, tidur yang cukup. Karena melakukan pola hidup sehat untuk menciptakan SDM yang unggul untuk Indonesia Emas 2045.

Ketua TP PKK Bojonegoro, Cantika Wahono yang juga hadir dalam kegiatan tersebut menekankan makanan bergizi bagi para siswa. Gadget jangan sampai mengubah pola hidup menjadi malas bergerak.

“Juga jangan lupa melakukan olahraga yang disukai dan mengelola stres,“ tandasnya.

Direktur RSUD Sosodoro Djatiekoesoemo Ani Pujiningrum menambahkan bahwa agenda ini diselenggarakan dalam rangka memperingati hari jantung sedunia yang mengangkat tema jangan abaikan detakmu atau ‘dont miss a beat’.

“Jika jantung berdetak cepat terus perlu diwaspadai dan diperiksakan,” jelasnya.

RSUD Sosodoro Djatiekoesoemo ini sudahh ditunjuk sebagai rumah sakit pendidikan. Maka RSUD Sosodoro Djatikoesoemo melaksanakan tri dharma perguruan tinggi, yang salah satunya pengabdian masyarakat. Di RSUD Sosodoro kini telah ada Pusat Layanan Jantung yang sangat modern. Targetnya pelayanan jantung dan pembuluh darah terpadu ini di tahun 2028 sudah bisa melaksakan bedah jantung.

“Kami upayakan bertahap termasuk pemenuhan SDM dan sarana prasarana,” tegasnya.

Saat ini angka kejadian penyakit jantung yang ditangani di usia antara 15 - 24 tahun, terdapat 67 orang di Bojonegoro atau setara dengan 1,47%. Untuk itu, maka harus ada pemahaman yang lebih baik untuk anak-anak, juga adanya deteksi dini.

“Untuk kami melaksankan pengabdian masyarakat memberikan edukasi penyakit jantung bagi siswa juga deteksi dini, setelah ini akan dilakukan screaning pada 324 anak dari SMA Negeri 1 Bojonegoro,” pungkasnya. [ai/nn]