Soal Air Bengawan Solo, DLH Bojonegoro Tunggu Hasil Uji Lab dan Berkoordinasi dengan Semua Stakeholder

M. Khoirudin
30 Sep 2025
22 dilihat

Petugas DLH Bojonegoro saat mengambil sampel air Bengawan Solo untuk diuji laboratorium/Foto: Dok. DLH Bojonegoro

Bojonegorokab.go.id - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bojonegoro terus memantau perkembangan kualitas air Bengawan Solo yang diduga sempat tercemar. Kini, DLH masih menunggu hasil uji lab yang baru keluar pada 8 Oktober 2025.

Kepala DLH Kabupaten Bojonegoro Luluk Alifah menjelaskan, pemantauan ini menindaklanjuti aduan warga terkait dugaan pencemaran Bengawan Solo. Sebagai langkah cepat, DLH Bojonegoro segera melakukan pengambilan sampel air permukaan pada titik Bendung Gerak Kalitidu (S. 07° 08'05.64" E. 111° 49'55.57"). Ini sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 lampiran VI tentang Penyelenggaraan Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Baku Mutu Air Sungai dan Sejenisnya. 

"Kemudian dilakukan pengujian laboratorium terakreditasi di Surabaya dengan estimasi keluarnya hasil uji 10-14 hari kerja atau perkiraan 8 Oktober keluar hasilnya," tandasnya. 

Selain itu, pihaknya telah memantau status mutu air Bengawan Solo melalui ONLIMO (Online Monitoring System) pada stasiun KLHK59 Padangan Bojonegoro dengan hasil grafik trend 7 hari pada tanggal 16 – 22 September 2025. Hasilnya menunjukan status mutu air yang masuk wilayah Bojonegoro sudah tercemar ringan - tercemar sedang, yakni sejak di bagian hulu.

"Secara visual air di Bengawan Solo telah terkondisi normal dan sudah tidak hitam. Namun setelah memantau status mutu air melalui system ONLIMO, pada kondisi existing tanggal 27 September air Bengawan Solo cemar sedang," jelasnya. 

Selain itu DLH Bojonegoro juga telah berkoordinasi dan melaporkan kepada DLH Provinsi Jawa Timur dengan tembusan BBWS Bengawan Solo, dan Balai Gakkum Kementerian LH di Surabaya. Hal ini sebagai upaya dalam identifikasi sumber pencemar dan penangulangannya.

Luluk juga menjelaskan, pihaknya telah melakukan upaya pencegahan. Sebagai kawasan hilir, Bojonegoro berkoordinasi dengan wilayah hulu yaitu DLH Kabupaten Ngawi terkait kondisi air Bengawan Solo di wilayah Kabupaten Ngawi. Dan telah diperoleh informasi bahwa kondisi air masuk di wilayah Ngawi sudah tercemar.

"Bengawan Solo ini sumber kehidupan, sehingga Pemkab Bojonegoro terus memantau kondisi untuk memastikan kepada masyarakat air aman untuk konsumsi. Mengingat jika hulu bersih, maka hilir (Bojonegoro) juga bersih," pungkasnya. [cs/nn]