Kembangkan Pembelajaran Digital dan Interaktif, Nurul Afifah Sukses Raih Penghargaan Guru Inovatif Tingkat Jawa Timur

M. Khoirudin
15 Oct 2025
31 dilihat

Nurul Afifah menunjukkan piala yang diterima atas inovasinya dalam pembelajaran digital/Foto: Istimewa

Bojonegorokab.go.id - Dedikasi dan semangat pembelajaran kreatif yang digagas oleh Nurul Afifah, guru MI Najil Ummah Kenep, Kecamatan Balen, Kabupaten Bojonegoro, berbuah prestasi membanggakan. Ia berhasil meraih penghargaan Guru Inovatif se-Jawa Timur tahun 2025. Keberhasilan ini berkat gagasannya dalam menghadirkan pembelajaran digital yang interaktif dan menyenangkan bagi siswa madrasah.

“Alhamdulillah, rasanya luar biasa bersyukur dan bahagia. Tidak pernah terbayang bisa sampai di tahap ini,” katanya saat dikonfirmasi, Rabu (15/10/2025). Bagi dia, penghargaan ini bukan soal juara, tapi bukti bahwa kerja keras dan semangat belajar guru madrasah juga diakui. Lomba digelar oleh LP Ma'arif Jawa Timur.

Sebagai pengajar mata pelajaran umum di kelas 6 dan matematika di kelas 5, sekaligus bagian dari tim penggerak inovasi pembelajaran, Nurul menjadikan ruang kelas sebagai tempat yang hidup dan inspiratif. Ia memanfaatkan beragam media digital seperti Artificial Intelligence (AI) untuk membantu siswa menggali ide. Juga Canva untuk mengasah kreativitas visual, serta sejumlah platform edukatif seperti Wordwall, Crossword Labs, dan Edugame Duck Race.

“Dengan cara ini, siswa tidak hanya belajar, tapi juga menciptakan sesuatu dari apa yang mereka pelajari,” ujarnya.

Tidak hanya berinovasi di kelas, Nurul juga aktif berbagi ilmu dan pengalaman kepada guru lain. Ia sering membagikan tutorial pembuatan media pembelajaran interaktif melalui akun TikTok pribadinya, sebagai bentuk kontribusi untuk memperluas semangat inovasi di kalangan pendidik.

Motivasi Nurul sederhana. Yakni ingin membuat siswa senang belajar. Ia melihat bahwa generasi saat ini begitu dekat dengan teknologi, sehingga perlu diarahkan agar teknologi tidak hanya digunakan untuk hiburan, tetapi juga sebagai sarana belajar dan berkarya.

Namun, perjalanan menuju inovasi bukan tanpa tantangan. Tantangannya adalah mengubah pola pikir siswa dan menumbuhkan keberanian mereka berpikir kritis serta terbuka pada ide baru. “Konsistensi menjadi kunci agar inovasi tidak berhenti di tengah jalan. Saya berusaha menjaganya dengan pendekatan yang menyenangkan dan kolaboratif,” tutur Nurul.

Dampak dari pendekatan ini pun nyata. Siswa terlihat lebih antusias, berani berpendapat, dan semakin aktif berdiskusi. Hasil belajar meningkat, dan yang paling penting, mereka menikmati proses belajar. “Yang paling membahagiakan, mereka jadi menikmati prosesnya, bukan hanya menunggu hasil akhirnya,” tambahnya.

Nurul juga tak lupa mengapresiasi dukungan lingkungan madrasah yang positif. Kepala madrasah memberikan ruang seluas-luasnya untuk mencoba hal baru, sementara rekan-rekan guru turut memberi ide dan semangat. “Rasanya seperti bekerja di lingkungan yang sama-sama tumbuh dan belajar bersama,” katanya.

Bagi Nurul, inovasi bukan semata soal teknologi, melainkan keberanian mencoba hal baru untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna. “Guru harus siap beradaptasi dengan zaman, tapi juga tetap berpegang pada nilai keikhlasan dalam mengajar,” pesannya.

Dengan penuh harapan dan semangat yang menular, Nurul berpesan agar para guru di Jawa Timur, khususnya Bojonegoro, terus bersemangat berinovasi. “Kita tidak perlu takut memulai hal baru, karena perubahan besar selalu dimulai dari langkah kecil di ruang kelas. Dari ruang kecil bernama kelas, insyaallah kita bisa melahirkan ribuan cara untuk bermakna,” pungkasnya.[zul/nn]