Bupati Bojonegoro Setyo Wahono memberi sambutan acara Penganugerahan Bojonegoro Innovative Award (BIA) Kamis (23/10/2025)/Foto: Diba
Bojonegorokab.go.id – Pemerintah Kabupaten Bojonegoro menggelar penganugerahan Bojonegoro Innovative Award (BIA) di Ruang Angling Dharma, gedung Pemkab Bojonegoro, Kamis (23/10/2025). Ajang penghargaan ini menjadi momentum penting dalam menjaga ekosistem inovasi daerah melalui penguatan budaya berinovasi, sekaligus sebagai wadah apresiasi bagi perangkat daerah, pemerintah desa, serta masyarakat. Mereka konsisten menghadirkan berbagai gagasan kreatif untuk optimalisasi pelayanan publik dan pengembangan potensi lokal.
Pelaksanaan BIA 2025 diikuti oleh 61 perangkat daerah, 19 puskesmas, dan 21 inovator masyarakat. Total terdapat 116 inovasi, terdiri dari 91 inovasi perangkat daerah, 4 inovasi pemerintah desa, serta 21 inovasi masyarakat. Meski jumlah tersebut mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, pemerintah daerah menilai semangat menghadirkan inovasi masih terus terjaga.
Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono, dalam kesempatan tersebut memberikan apresiasi khusus kepada para inovator, terutama generasi muda yang mampu membawa gagasan segar di tengah perkembangan teknologi.

“Inovasi sangat penting untuk menjawab tantangan zaman. Teknologi berkembang pesat, dan kebutuhan masyarakat terus meningkat. Kita sebagai birokrat harus siap melayani dengan lebih cepat, mudah, dan modern,” tegasnya.

Bupati juga mendorong agar tahun depan penghargaan bagi inovasi untuk masyarakat terutama kalangan muda diperbesar, termasuk penguatan aspek intellectual property. Ia menegaskan bahwa digitalisasi harus semakin diakselerasi agar karya anak daerah dapat bersaing secara global.
Sementara itu, Analis Kebijakan Ahli Muda pada Pusat Strategi Kebijakan Pengembangan SDM, Teknologi Informasi dan Inovasi Pemerintahan Dalam Negeri, Arzad Sectio, turut mengapresiasi penyelenggaraan ajang inovasi tersebut. Ia menjelaskan bahwa tren nasional pada 2025 mencapai 36.742 inovasi, dengan tingkat kematangan inovasi yang terus meningkat. Secara khusus, Arzad menilai bahwa pengelolaan inovasi tidak hanya berfokus pada ajang kompetisi, namun harus berkembang menjadi budaya kerja.
“Inovasi daerah bukan hanya soal jumlah, tetapi kualitas dan dampaknya bagi masyarakat. Pemerintah daerah perlu menjaga konsistensi agar budaya berinovasi tidak berhenti pada lomba, melainkan menjadi kebiasaan dalam tata kelola pemerintahan sehari-hari,” ujarnya.
Arzad juga menyampaikan bahwa self assessment indeks inovasi daerah Bojonegoro tahun 2025 berada di angka 60,77, meningkat dari capaian sebelumnya dan saat ini berstatus menunggu verifikasi UI dan Unhas. Ia menekankan pentingnya pemerataan inovasi pada berbagai urusan pemerintahan, penguatan regulasi dan kelembagaan, integrasi data menuju super platform pelayanan publik, hingga perlindungan hak kekayaan intelektual bagi para penggiat inovasi.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bojonegoro, Ahmad Gunawan, menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang berperan aktif dalam menumbuhkan semangat inovasi daerah.
“Terima kasih atas partisipasi dan dukungan semua pihak dalam peningkatan pelayanan publik dan penerapan inovasi. Semoga semangat berinovasi ini terus tumbuh,” ungkapnya.
Ajang Bojonegoro Innovative Award 2025 menjadi bukti bahwa semangat kreativitas di Bojonegoro masih tumbuh subur. Pemerintah berharap inovasi tidak berhenti pada gagasan, namun berlanjut hingga fase hilirisasi sehingga mampu memberi manfaat nyata, mempercepat pelayanan publik, dan mendorong kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan.[zul/nn]
Daftar Pemenang Bojonegoro Innovative Award 2025
Kategori Inovasi OPD
Juara 1 – Dinas Kesehatan: SIGAP PLUS PSC 119
Juara 2 – Badan Pendapatan Daerah: Wizztara
Juara 3 – Dinas Perhubungan: Apel Gratis (Angkutan Pelajar Gratis)
Harapan 1 – Puskesmas Temayang: PELTU TATANG (Pelayanan Terpadu Tuberkulosis Puskesmas Temayang)
Harapan 2 – Dinas Pendidikan: Beasiswa Prestasi Pendidikan Tinggi
Harapan 3 – Dinas Kominfo: Sapa Bupati (Sistem Aspirasi dan Pelayanan Publik WhatsApp)
Kategori Inovasi Pemerintah Desa
Juara 1 – Desa Trucuk: DEWA KEBAKARAN (Desa Waspada Kebakaran)
Juara 2 – Desa Pesen: Environmental Social Governance (ESG) Village
Juara 3 – Desa Tambakmerak: Cetus (Cegah Putus Sekolah)
Kategori Inovasi Masyarakat
Juara 1 – MAPAK (Emak-emak Berdampak) : Arisan Sampah Untuk Kehidupan Sehat Sejahtera – Muslimah
Juara 2 – WebGIS SI-TAWAF (Sistem Informasi Tanah Wakaf) – Teuku Mirza Mauluddin
Juara 3 – Jonegoro Mobile App – Haris Setiyono
Harapan 1 – Eduwisata Lepida Pukis (Ledre Pisang Padangan dan Pupuk Kulit Pisang) – Varicha Ulva
Harapan 2 – DESCAS 5.0 – Wadjah Inovasi Indonesia
Harapan 3 – GEN-V BOSS (Generasi Sehat Lewat Voucher Digital Bojonegoro Stop Stunting) – Andria Permatasari