bojonegorokab.go.id - pagi ini (19/1) Ratusan petani di Desa Gedungarum,Temu,Kedungprimpen Kecamatan Kanor tengah diliputi kebahagian yang luar biasa, karena musim panen ini harga gabah mencapai puncaknya yakni 4.800-5.000 rupiah perkilogram. Hal ini disampaikan oleh Djumadi ST kepala UPT Dinas Pertanian Wilayah Kecamatan Kanor pada saat pelaksanaan unjuk karya panen raya padi.
Djumadi mengatakan keberhasilan panen ini dipengaruhi oleh faktor cuaca dimana hujan turun tak sebegitu lebat sehingga hasil panen dalam kondisi yang bagus. Dia juga menambahkan dalam panen musim penghujan, ini adalah harga yang tinggi karena musim panen saat ini sudah memasuki musim penghujan.
Wilayah kecamatan Kanor Luasan panen ini meliputi tiga desa, diantaranya adalah Desa Gedungarum 539 hektar, Desa Temu 300 hektar dan Desa Kedungprimpen 325 hektar sehingga total dari tiga desa yang panen kali ini luasannya mencapai 1.164 hektar, dengan produktifitas rata-rata 10 ton per hektarnya.
Robadi, salah seorang petani di Desa Gedungarum Kecamatan Kanor menyampaikan bahwa saat ini dirinya adalah musim panen kedua. Harga gabah kering panen dikalangan petani antara 4.600 sampai dengan 4.800 rupiah perkilogram bahkan ada yang bisa mencapai 5000 rupiah perkilogram. Dituturkan Robadi keberhasilan panen ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain adalah tanam serempak yang dilakukan oleh petani dan pembasmian tikus sebelumnya.
Kegiatan unjuk karya panen raya padi ini dihadiri juga oleh Wakil Bupati Bojonegoro Drs. H. Setyo Hartono yang turut larut dalam kebahagiaan bersama dengan para petani, TNI, PPL, serta warga Desa Gedungarum Kecamatan Kanor. Wabup menyampaikan ucapan terima kasih kepada seluruh petani dibantu oleh TNI Kodim 0813 dan PPL yang sudah berusaha keras untuk bisa bercocok tanam sehingga bisa panen. Keberhasilan ini karena dukungan sumber daya alam yakni tanah yang masih dalam kondisi subur dan musim hujan yang tidak seperti sekarang ini . Oleh karena kunci agar bisa berhasil bercocok tanam adalah ketersediaan air cukup, saprodi tercukupi demikian didukung dengan teknologi yang tepat guna. Yang tak kalah adalah semangat petani untuk menanam menjadi modal utama.
Dituturkan Wabup, untuk mendukung Bojonegoro sebagai wilayah agraris dan lumbung pangan ini harus didukung dengan beberapa hal yakni pola tanam dan bercocok tanam yang tepat, ditambah tentang pemahaman petani Bojonegoro yang masih sangat bergantung dengan pupuk kimia. Pola pikir yang sedemikian ini agar diubah karena tanah kita sudah lama sakit dan rusak. Diakhir sambutannya Wabup juga mengingatkan masaah pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Jangan sampai saat ini panen dengan harga yang tinggi namun banyak yang dipergunakan untuk pengobatan karena jatuh sakit. Apalagi dimusim yang seperti ini sebentar hujan sebentar panas penyebaran dan perkembangbiakan nyamuk DB sangat luar biasa. Panen melimpah harus didukung pula dengan kebersihan lingkungan di sekitar tempat tinggal. (Hms)