Pemkab Bojonegoro Terus Beri Edukasi Layanan Kesehatan HIV untuk Wujudkan Masyarakat Sehat

M. Khoirudin
21 Nov 2025
16 dilihat

Paiman (kiri) dan Suharto menjadi narasumber dalam talkshow SAPA! Malowopati FM, Jumat (21/11/2025)/Foto: Istimewa

Bojonegorokab.go.id – Pemkab Bojonegoro terus menyosialisasikan pentingnya untuk menjaga kesehatan, terutama berkaitan layanan HIV. Untuk mengawal kesehatan ini, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bojonegoro bekerjasama dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Bojonegoro menggelar talkshow di Radio Malowopati FM 95.8 MHz, dalam program SAPA! (Selamat Pagi Bojonegoro) bertema "Bersama Hadapi Perubahan Jaga Keberlanjutan Layanan HIV", Jumat (21/11/2025).

Dalam talkshow yang dipandu penyiar Lia Yunita, Suharto, Sekretaris Komisi Penanggulangan HIV AIDS (KPA) Kabupaten Bojonegoro, menyampaikan bahwa angka penularan HIV/AIDS di Bojonegoro masih cukup tinggi. Pada tahun 2025, tercatat 358 kasus HIV/AIDS, dengan mayoritas penderita berusia 26-50 tahun. Oleh karena itu, perlu dilakukan edukasi dan sosialisasi yang lebih luas, terutama kepada generasi muda.

"Kami mengadakan rapat koordinasi dengan stakeholder agar ikut membantu dalam pencegahan HIV/AIDS. Kami juga melakukan sosialisasi untuk tidak melakukan seks sebelum menikah," ujar Suharto.

Paiman, Sub koordinator Pencegahan & Pengendalian Penyakit Dinkes Bojonegoro, menambahkan bahwa masih banyak masyarakat yang menolak penderita HIV/AIDS, baik dari diri sendiri, keluarga, maupun masyarakat. Oleh karena itu, Dinkes Bojonegoro mengedukasi masyarakat untuk menghilangkan stigma terhadap penderita HIV/AIDS.

"Kami ingin masyarakat tahu bahwa penderita HIV/AIDS berhak bersosialisasi di masyarakat seperti biasa. Kami juga ingin meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan tes HIV/AIDS secara rutin," ungkapnya.

Dalam talkshow tersebut, Paiman juga menjelaskan bahwa Indonesia menduduki peringkat ke-14 penderita HIV/AIDS dunia. Di tingkat nasional, Jawa Timur menduduki peringkat kedua. Dan di tingkat provinsi Bojonegoro peringkat ke-11. Di tahun 2024 total ada 417 kasus dan di 2025 hingga Bulan November ini ada 358 kasus.

“Ada 5 pesan kunci yakni adaptif menghadapi perubahan, tepat dosis tepat waktu, Pengelolaan gejala dimana penderita harus menjaga agar tidak muncul gejala lain yang bisa memperburuk HIV/AIDS nya, Menjaga kesehatan mental sehingga kondisi yang fit bisa menekan virus dan Mengelola gaya hidup sehat,” pungkasnya. [ai/nn]