bojonegorokab.go.id - Meski sekarang ini tinggi muka air (TMA) Sungai Bengawan Solo di Bojonegoro telah berada di bawah siaga, namun masyarakat di bantaran sungai terpanjang di Pulau Jawa diminta untuk tetap meningkatkan kewaspadaan. Sebab berdasarkan hasil pemantauan dan koordinasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro dengan Balai Besar Bengawan Solo, kondisi TMA Bengawan Solo di Jurug, Jawa Tengah berada di posisi siaga merah, dan di Dungus, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur di posisi siaga hijau.
Dengan kondisi TMA di wilayah hulu tersebut, BPBD Bojonegoro memprediksi memprediksi akan terjadi peningkatan TMA Bengawan Solo di Wilayah Bojonegoro mulai besok pagi, Jumát (12/2/2016). "Karena air di daerah hulu akan mengalir ke hilir. Kita perkirakan perjalanan air sampai di sini 12 jam an," kata Kepala BPBD Bojonegoro, Andik Sudjarwo.
Untuk mengantisipasi hal itu, pihaknya berpesan kepada masyarakat dan semua pihak untuk tetap meningkatkan kewaspadaan. Di antaranya para camat sepanjang bantaran Bengawan Solo agar mengingatkan kepala desa (Kades) dan masyarakat;
mengaktifkan kembali Potensi Tim Penanggulangan Bencana tingkat kecamatan/desa dalam rangka mitigasi atau pengurangan resiko bencana; segera melakukan inventarisasi kerusakan infrastruktur pengendali banjir (tanggul, pompa dan lain-lain) yang mengalami kerusakan serta melaporkan kepada BPBD atau Satker terkait guna langkah-langkah penanganannya.
Kemudian menyiagakan personil, logistik maupun bahan banjiran lainnya yang dapat dimanfaatkan setiap saat oleh masyarakat terdampak. Adapun daftar Kecamatan rawan terdampak genangan pada posisi SIAGA 2 (Siaga Kuning) meliputi Padangan, Malo, Gayam, Trucuk, Dander, Bojonegoro, Kapas, Balen, Kanor, dan Boureno.(dwi/kominfo)